1.2.3.4. ciluk baaaaaa........
wkwkwkwkwk...... lohaaaa... men temen, g bosan-bosannya ane ngepost lagi ni biar pemahaman dan pengetahuan temen-temen bertambah ni , untuk episode ini,, wessss kayak film2 ni, ha3x..
 ane mau membahas tentang festival bau nyale yang sering kali diadakan oleh rakyat pulau lombok bahkan saking terkenalnya ni festival wisatawan manca negarapun menunggunyaa...
Setiap tanggal 2-3 maret , Pulau Lombok kembali akan 
merayakan salah satu tradisi yang sayang dilewatkan, yaitu Festival Bau 
Nyale.  Kegiatan biasanya dikonsentrasikan pada Bau Nyale Poto 
(Bau Nyale Akhir) daripada Bau Nyale Tunggak (Bau Nyale Awal) pada akhir
 Januari.  Tempat festival sendiri akan dipusatkan di Pantai Kuta, Loteng Area. Untuk  tanggal pasti festival ini masih menunggu konfirmasi yang akan diputuskan oleh rapat dewan adat dan tokoh masyarakat.
Diadakan setiap tahun pada hari ke-20 
bulan ke-10 menurut penanggalan tradisional Sasak, tahun ini festival 
Bau Nyale ditargetkan akan dihadiri kurang lebih 50.000 orang dan akan 
diramaikan berbagai kompetisi tradisional. Beberapa diantaranya adalah: bekayaq, cilokaq, peresean, begambus, berbalas pantun, dan lomba perahu dayung. Sebagai sebuah perhelatan akbar rakyat Lombok,
 Festival Bau Nyale juga akan menggelar berbagai pertunjukan kesenian 
seperti drama kolosal tentang legenda Putri Mandalika, wayang kulit, 
penginang robek, dan teater legenda Putri Nyale. 
Suku Sasak sendiri adalah kelompok etnis dominan yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bau dalam bahasa Lombok berarti menangkap dan nyale
 adalah sejenis cacing laut yang hanya muncul dipermukaan beberapa kali 
dalam setahun. Bau Nyale merupakan upacara meriah dimana suku sasak 
beramai-ramai menangkap nyale di sepanjang pesisir pantai Lombok.
  
huft, istrahat bentar bro. ok lanjut, sekarang pasti kalian pada penasaran kan, kenapa festival bau nyale itu tetap diadakan setahun sekali, pasti kalian berpikir apa sih awal mulanya timbul acara ini.....
ni dia ane tampilin lagi sejarahnya bro
Sejarah Putri Nyale, Cerita Rakyat Lombok Tengah | Pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat
 sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini 
dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk 
pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang
 terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya  Raja itu bernama raja 
Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.
![Putri Nyale [ Mandalika ], Cerita Rakyat Lombok Tengah - http://www.munsypedia.blogspot.com/ Putri Nyale [ Mandalika ], Cerita Rakyat Lombok Tengah - http://www.munsypedia.blogspot.com/](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-kZ_2JVKJk5V4kgvazRUYVDA5FUuiluaXKZSAAbQ9zJPU1vjRdozFIRiOnjzvj1AkoueAVZJk3S0CmAXlslmUUNCvJA6idxhFBuOlTeVg0qEbKCm77IqKgzW5DTi4XehDZkjRlCkcD2iQ/s1600/putri+mandalika,+nyale+yang+sangat+cantik-munsypedia.jpg) Baginda 
mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri 
menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik 
jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh 
dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan 
cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang 
membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.
Baginda 
mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri 
menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik 
jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh 
dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan 
cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang 
membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya. 
Semua 
rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin 
membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja 
rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. 
Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung 
timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang 
putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi 
Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, 
Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cintar. 
Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.
Mereka
 saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. 
Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. 
Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima 
kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran 
Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu 
Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman
 hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran 
Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman 
yang serupa.
Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu
 Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup 
Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang 
tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul 
berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus 
kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.
 Kenapa sang 
putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia 
juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana
 manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran.
 Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua 
pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) 
menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka 
harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan 
diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam 
orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan 
jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.
Kenapa sang 
putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia 
juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana
 manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran.
 Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua 
pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) 
menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka 
harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan 
diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam 
orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan 
jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.  
Ada
 yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak
 - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri 
ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan
 menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh 
penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti 
kehadiran sang putri.
Betul seperti janjinya. Sang putri 
muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk 
timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung 
menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di
 kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang 
ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo 
kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang
 sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.
Tidak
 lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, 
membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia 
menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi
 isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan 
berseru : ??Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat 
negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa
 diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara 
pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang
 dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya 
Nyale di permukaan laut.??
Bersamaan dan berakhirnya kata - 
kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan 
bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang 
putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam 
laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, 
kilat dan petir yang menggelegar.
Tidak ada tanda - tanda sang
 putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah 
binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai 
Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah
 jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil
 binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta 
kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.
Itulah 
kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di 
pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa 
sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale 
berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan 
mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti 
Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada 
kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan 
pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.
************
etiap
 tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari
 setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok
 Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang 
termasuk wisatawan. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari 
bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut 
yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.
Penduduk
 setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan 
kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang 
meremehkannya.??Itulah yang berkembang selama ini,?? ujar Lalu Wirekarme
 yang pernah menjabat sebagai Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas 
Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah.
Tradisi menangkap Nyale 
(bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam 
dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan  yang 
mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya 
termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di 
pantai Lombok Selatan  yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai 
rahmat Tuhan atas makhluk ini.
Beberapa waktu sebelum Nyale 
keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang 
menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. 
Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale 
hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - 
rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai 
menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah 
pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari 
permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.
Dalam
 kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas 
dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan
 karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.
Keajaiban
 Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian
 yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan 
sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat 
romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang 
kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.
 
0 komentar:
Posting Komentar